Yang harus “diributkan” dari Seorang Gus Dur



12982759951971978180
Makam Gus Dur ambles. Kain kafan pembungkus mayat almarhum yang telah berusia setahun lebih yang harusnya rusak dimakan tanah tapi terlihat masih baru itupun lalu diributkan. Ada yang bilang fenomena ini sebagai tanda kewalian Gus Dur. Media cetak dan online hampir semua memberitakannya. Para pemuja Gus Dur semakin bertambah-tambah kefanatikannya. Kaum santri menyebutnya khawariqul’adah - sesuatu yang berada di luar nalar.
Baiklah, anggap saja ini memang bukti kewalian Gus Dur. Tapi khawariqul’adah bukanlah sesuatu yang gratis yang datang begitu saja dari langit. Khawariqul’adah atau yang umum disebut sebagai “keramat,” adalah buah dari kesungguhan seorang hamba dalam menjalankan fitrahnya sebagai manusia dengan segenap amanah yang diberikan padanya. Dalam hal Gus Dur, ia mewujud dalam pribadi yang terbuka, menghargai perbedaan - baik perbedaan pendapat, pemikiran, bahkan keyakinan - dan kebaikan-kebaikan lain yang telah ia (almarhum) tunjukkan dengan istiqamah (konsisten) sepanjang hidupnya. Jadi, kalaupun harus diributkan, yang harusnya diributkan - kemudian diteladani - adalah sikap istiqamah Gus Dur dalam memperjuangkan keyakinannya tersebut.
Sebagaimana pepatah tasawwuf : “Al istiqamah khairun min alfi karamah.” Sikap konsisten dalam kebaikan lebih utama dari seribu keramat!
FAHMI FAQIH

Fahmi Faqih

kompasianer


Jangan Lupa Jempolnya :


Berikan Tanggapan Anda .....

0 Respones to "Yang harus “diributkan” dari Seorang Gus Dur"

Post a Comment

 

Dibutuhkan Bulan ini :

Paling Dibutuhkan :

Dibutuhkan Minggu Ini

© 2011 Bangunlah negeriku PublisedSeo Template Blogger Converted Template by Hack Tutors.info