Supersiswa Bukan Mahasiswa




oleh : hendro

“Pemirsa…Saat ini kita sedang menyaksikan pertandingan yang belum pernah ada sebelumnya, yaitu pertandingan adu kekuatan antara dua kelompok supersiswa yang spectakuler dan mengherankan. Masing-masing perwakilan supersiswa ini sedang adu kekuatan siapa yang paling cepat merubuhkan pagar beton. Kelompok supersiswa mana yang akan menang, mari kita saksikan bersama”

Begitulan kira-kira reporter menyiarkan beritanya apabila TV Berita menerima usulan saya untuk menyalurkan bakat para mahasiswa yang mempunyai energi lebih dan perhatian lebih atas masalah-masalah negaranya.

Saat ini kita prihatin dengan berita negatif tentang demo mahasiswa yang notabene adalah agent of change yang sangat kita harapkan bagi kemajuan negara kita. Apa yang sebenarnya dicari oleh para mahasiswa yang demo sampai rusuh itu.

Ada beberapa sebab, antara lain ada pameo dikalangan mahasiswa bahwa kalo belum demo belum jadi mahasiswa betulan karena belum menunjuk eksistensinya (jadi inget demo jadul menolak pembangunan waduk kedungombo). Tetapi yang menarik perhatian saya tulisan kompasianer bung Yusran Darmawan yang mengatakan :

boleh jadi para mahasiswa itu berharap bisa diliput oleh media massa secara luas. Saya sering mendengar cerita para mahasiswa yang menunda demonstrasi hanya gara-gara para jurnalis belum tiba. Mungkin saja mahasiswa itu hendak meniru Presiden SBY yang menunda pidato hanya gara-gara belum datang reporter televisi”

Untuk menyalurkan mahasiswa yang berpikiran mau eksis dan narsis seperti ini tentu kita harus mencari solusinya. Untuk itu perlu dipikirkan usulan ke “TV Berita” agar menyalurkan bakat dan aspirasinya.

Bukankah TV-TV itu sudah melibatkannya dalam acara-acara seriusnya.?? Kalau menurut saya belum maksimal. Harusnya TV Berita memahami jiwa muda mahasiswa yg memang maunya eksis dan narsis. Rasanya tidak cukup kalo cuma ditampikan sebagai penonton di acara debat atau dialog-dialog politik karena kurang menggigit kata mereka. Menjadikan mereka hanya sebagai asesoris sebuah acara benar-benar meremehkan eksistensi mereka saja.

Bikinlah acara yang tokoh sentralnya mahasiswa itu sendiri, misalnya debat antar mahasiswa yang pro dan kontra atas masalah-masalah kenegaraan , biar para mahasiswa dapat unjuk gigi dengan aspirasi dari pikiran-pikiran mereka sendiri, tentu dengan otak… bukan otot.

Nah yang senangnya demo pakai otot bagaimana..? Bikinlah acara adu otot…. apa ya kira-kira?… adu kuat ngangkat beton trotoar mungkin… atau adu otot siapa yang paling kencang teriak mengenai masalah sosial politik… atau adu kuat dorong pagar sampai roboh… atau yang paling extrim mungkin adu kuat dorong-dorongan dengan polisi… kan asyik tuh… ratingnya pasti tinggi.

Jadi mahasiswa punya pilihan atas penyaluran aspirasi plus eksistensinya. Dan Stasiun TV pun banjir iklannya.. Enak toh…

Siapa bilang mau eksis nggak boleh lebay ??…

Mau eksis ??….Lebay pliss…!!!

Piss… ahhh

Nb : mohon maaf bung Yusran, saya kutip tulisannya nggak bilang dulu…



Jangan Lupa Jempolnya :


Berikan Tanggapan Anda .....

0 Respones to "Supersiswa Bukan Mahasiswa"

Post a Comment

 

Dibutuhkan Bulan ini :

Paling Dibutuhkan :

Dibutuhkan Minggu Ini

© 2011 Bangunlah negeriku PublisedSeo Template Blogger Converted Template by Hack Tutors.info