Home »
Label:
Luar Negeri
» Arab Saudi Stop Terima Tenaga Kerja Indonesia karena Dikecam Media Indonesia
Arab Saudi Stop Terima Tenaga Kerja Indonesia karena Dikecam Media Indonesia
Setelah beberapa kali kasus penyiksaan TKI yang bekerja di Arab Saudi dari Sumiyati yang bibirnya digunting , Karni dan Kikim yang ditemukan tewas, membuat media di Indonesia marak memberitakan kasus ini dengan gencar dan terus mengecam pemerintahan Arab Saudi, membuat pemerintah arab Saudi kebakaran jenggot, sehingga keluarkah keputusan untuk tidak menerima TKI dari Indonesia.
Sebagai gambaran, inilah daptar TKI yang disiksa dan meninggal pada tahun 2010
faktor lainnya yang menyebkan penghentian itu adalah rencana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memberikan telepon seluler kepada para TKI. Hal itu tidak sesuai kesepakatan, karena pemerintah Saudi mensyaratkan kepada TKI tidak boleh membawa telepon seluler dan tidak boleh meminta kepada majikannya.
Namun Menurut Ketua komite perekrutan Kadin Jeddah, Yahya Hassan Al-Maqbool, terdapat ketidaksepahaman antara Indonesia dan Saudi terkait upah dan biaya perekrutan TKI yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan sopir. Saat ini jumlah TKI di Arab Saudi telah mencapai hampir 1 juta dan 97 persen di antaranya merupakan pembantu rumah tangga dan sopir.
Berita ini memang dilematis bagi para TKI dan pemerintah, karena pemerintah belum mempunyai alternative lain untuk menyalurkan para TKI ke negara lain, dalam jangka pendek.
Dalam jangka panjang keputusan arab Saudi ini harusnya bagus buat Indonesia, karena tidak aka ada lagi penyiksaan TKI dinegara tersebut, dan pastinya ini menjadi PR bagi pemerintah untuk lebih cepat menarik investor asing, dan memacu industri dalam negeri untuk terus berkembang agar bisa menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya.
Pemerintah juga harus menumbuh kembangkan jiwa wirausaha bagi rakyat Indonesia, program-program yang selama berkaitan dengan penumbuhan UKM dengan bekerjasama degan perguruan-perguruan tinggi, untuk menarik para serjana yang baru lulus agar mau membuka usaha harus lebih digalakkan.
UKM yang sudah ada juga harus lebih di didukung dengan agar lebih cepat berkembang, dengan fasilitas modal yang murah, membantu membukakan akses pasar dan pembinaan manajemen.
Pemerintah juga dalam Jangka singkat, bisa mempercepat program Land reform sehingga petani penggarap, dan petani kecil bisa mendapatkan tanah yang lebih luas, sehingga kemakmuran petani meningkat.
Banyak hal yang bisa dilakukan pemerintah, dari pada terus “menyembah” negara lain untuk menerima TKI yang bekerja jadi pembantu rumah tangga dan sopir.
Apalagi ini berkaitan dengan harga diri bangsa, yang pastinya tidak senang melihat warga negaranya diperlakukan buruk di negara lain.
Kita sebagai bangsa, harus berterimakasih kepada Arab Saudi, karena dengan ditolaknya TKI ini berarti memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi pemerintah, DPR dan Parpol, untuk tidak terus memikirkan kepentingan pribadi, keluarga dan kelompoknya, tapi berbuatlah untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
Sebagai gambaran, inilah daptar TKI yang disiksa dan meninggal pada tahun 2010
No | Nama | Asal | Negara Tujuan | Kondisi | Tahun |
1 | Sumiyati binti Mustafa | Dompu, NTB | Arab Saudi | Kulit mengelupas, luka bakar dan bibir digunting | November 2010 |
2 | Biyanti Marsono | Singapura | Dipukul sampai hidung mengeluarkan darah | 2010 | |
4 | Indriyani | Lampung | Malaysia | Luka di wajah dan bagian vitalnya | September 2010 |
5 | Muntik Hani | Jombang | Malaysia | Meninggal | April 2010 |
6 | Slamet Riyadi | Ampelrejo, Jember | Malaysia | Meninggal | 2010 |
7 | Karni | Mojmulyo, Jember | Singapura | Meninggal | 2010 |
8 | Riadiyanto | Puger Kulon, Jember | Arab Saudi | Meninggal | Februari 2010 |
9 | Nafsiyah | Mlokorejo, Jeber | Malaysia | Meninggal | 2010 |
10 | Halimah | Cianjur, Jabar | Arab Saudi | Meninggal di Lorong Jembatan di Arab Saudi | Agustus 2010 |
11 | Kikim Komalasari | Jabar | Kota Abha, Arab Saudi | Dibunuh dan mayatnya dibuang di tong sampah | November 2010 |
Namun Menurut Ketua komite perekrutan Kadin Jeddah, Yahya Hassan Al-Maqbool, terdapat ketidaksepahaman antara Indonesia dan Saudi terkait upah dan biaya perekrutan TKI yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan sopir. Saat ini jumlah TKI di Arab Saudi telah mencapai hampir 1 juta dan 97 persen di antaranya merupakan pembantu rumah tangga dan sopir.
Berita ini memang dilematis bagi para TKI dan pemerintah, karena pemerintah belum mempunyai alternative lain untuk menyalurkan para TKI ke negara lain, dalam jangka pendek.
Dalam jangka panjang keputusan arab Saudi ini harusnya bagus buat Indonesia, karena tidak aka ada lagi penyiksaan TKI dinegara tersebut, dan pastinya ini menjadi PR bagi pemerintah untuk lebih cepat menarik investor asing, dan memacu industri dalam negeri untuk terus berkembang agar bisa menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya.
Pemerintah juga harus menumbuh kembangkan jiwa wirausaha bagi rakyat Indonesia, program-program yang selama berkaitan dengan penumbuhan UKM dengan bekerjasama degan perguruan-perguruan tinggi, untuk menarik para serjana yang baru lulus agar mau membuka usaha harus lebih digalakkan.
UKM yang sudah ada juga harus lebih di didukung dengan agar lebih cepat berkembang, dengan fasilitas modal yang murah, membantu membukakan akses pasar dan pembinaan manajemen.
Pemerintah juga dalam Jangka singkat, bisa mempercepat program Land reform sehingga petani penggarap, dan petani kecil bisa mendapatkan tanah yang lebih luas, sehingga kemakmuran petani meningkat.
Banyak hal yang bisa dilakukan pemerintah, dari pada terus “menyembah” negara lain untuk menerima TKI yang bekerja jadi pembantu rumah tangga dan sopir.
Apalagi ini berkaitan dengan harga diri bangsa, yang pastinya tidak senang melihat warga negaranya diperlakukan buruk di negara lain.
Kita sebagai bangsa, harus berterimakasih kepada Arab Saudi, karena dengan ditolaknya TKI ini berarti memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi pemerintah, DPR dan Parpol, untuk tidak terus memikirkan kepentingan pribadi, keluarga dan kelompoknya, tapi berbuatlah untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
Sobran Holid
Pelaku usaha kecil, yang bergaul dengan orang-orang kecil.Jangan Lupa Jempolnya :
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Berikan Tanggapan Anda .....
0 Respones to "Arab Saudi Stop Terima Tenaga Kerja Indonesia karena Dikecam Media Indonesia"
Post a Comment