Indonesia Dan Sketsa Politik



oleh : Ridwan Adi Santoso

Bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang besar. Jika digambarkan seperti sebuah kapal yang sangat besar dan megah. Maka nahkoda kapal tersebut seharusnya adalah orang yang pantas dan mempunyai kemampuan untuk mengendalikannya. Seharusnya bukanlah orang yang sembarangan, apalagi orang yang bodoh, karena dampaknya sangat fatal, kapal besar itu bisa jadi akan tenggelam disamudra atau semua keadaannya akan kacau.

Maka yang paling aneh dinegeri Indonesia ini, pemilihan nahkoda ( presiden ) itu masih pakai sistem arisan, siapa saja bisa berlomba untuk menjadi nahkoda, biar pun itu orang bodoh yang penting bisa keluar sebagai pemenang.

Bangsa ini masih sangat primitif, yang dipikirkan adalah kehebatan dan pujian , bukan kesadaran untuk mengetahui posisi diri. Memegang sebuah kapal besar tidak bisa diserahkan pada anak kecil, apalagi orang yang bodoh, negara bisa kacau dan kehilangan arah.

Lebih menyedihkan melihat orang bodoh yang tidak menyadari kebodohanya dari pada melihat orang pandai yang tersingkirkan. Orang bodoh seperti orang yang tak punya telinga dan bermuka badak, ia tak peduli dengan semua kekacauan dan segala bahaya. Jika dipukul mungkin saja ia akan menangis dan bisa juga terus berdalih seperti badak yang marah. Namun jika dibiarkan ia akan merusak segalanya, membawa kapal ke tengah ombak yang mengganas.Sungguh sangat sulit sekali berhadapan dengan orang yang bodoh karena orang bodoh lebih pandai berpolitis dari semua pemimpin yang terpandai sekalipun.

Rakyat kita adalah penumpang kapal, ada sebagian yang pandai mengamati situasi, ada juga yang bodoh. Yang bodoh mengatakan , ” Biarkan saja siapapun yang memimpin yang penting dia bekerja , dia sudah banyak berkorban,yang penting kita dukung saja dia “. Yang pandai berkata, ” Saya betul-betul khawatir jika kapal ini dipimpin si bodoh, karena dia akan membawa kapal ini mundur kebelakang dan kapal akan dalam bahaya ombak, kita akan semakin jauh dari tujuan yang kita ingin capai, bangsa ini akan semakin sengsara, ” .

Maka penumpang yang bodoh dan penumpang yang memahami situasi itu berdebat, tapi sayang sekali si bodoh lebih banyak,si pandai hanya satu si bodoh ada sepuluh , maka kapal pun semakin mundur dan semakin mendekat ke arah badai . Kalau sudah begini , game over, kita serahkan saja pada yang diatas, yang penting kita jangan bertindak bodoh, lakukan perbaikan dan kritisi semuanya, jangan biarkan kapal dalam bahaya apapun. Kalau sudah gak mampu lagi ya kita pasrah saja yang penting kita sudah mengingatkan dan berjuang.

Kalau masih kekuasaan dan kehebatan yang menjadi tema perdebatan ya silahkan kita hancur bersama- sama. Itu tidak ada masalah, semua adalah resiko.



Jangan Lupa Jempolnya :


Berikan Tanggapan Anda .....

0 Respones to "Indonesia Dan Sketsa Politik"

Post a Comment

 

Dibutuhkan Bulan ini :

Paling Dibutuhkan :

Dibutuhkan Minggu Ini

© 2011 Bangunlah negeriku PublisedSeo Template Blogger Converted Template by Hack Tutors.info